Buah terap atau tarap berbentuk bulat dengan kulit seperti tumbuhan berdaun jarum mirip seperti sukun. Daging buahnya berwarna putih dengan biji kecil sebesar kelereng pipih. Rasa buah ini sangat manis. Selain di Kalimantan buah ini dapat ditemukan di Thailand, Malaysia, dan Filipina. Buah ini dijual sepuluh ribu rupiah per buah.
Buah kapul adalah salah satu buah hutan yang kemudian banyak dibudidayakan. Buah ini dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra. Bentuk buahnya bulat dan berkulit tebal. Terdiri dari 4 biji di dalam buah yang hampir sama dengan manggis. Selain kapul buah ini juga disebut sebagai buah tampui, terai, atau tampoi
Salah satu penjual di Pasar Dayak yang menjual buah cempedak. Cempedak banyak di jual di pinggiran tanjung selor hingga tak jarang ditemukan gunungan cempedak yang dijual sangat murah. Cempedak dijual mulai dari sepuluh ribu per tiga buah. Untuk cempedak yang bagus dan besar dijual mulai dari sepuluh ribu per buah.
Buah cempedak atau dikenal juga dengan sebutan buah bangkong atau tiwadak dapat ditemukan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. Bentuk buahnya lonjong dengan kulit mirip buah nangka. Aromanya kuat seperti durian, dengan buah berwarna putih atau kuning muda. Dagingnya lembut dengan biji bulat. Di Tarakan buah ini sering digoreng dengan tepung dan disebut sebagai Sanggar Cempedak. Selain buahnya, biji dan kulit cempedak juga dapat dikonsumsi. Cempedak muda dapat dijadikan sayur seperti sayur nangka
Biji cempedak yang telah direbus dapat dimakan. Selain direbus biji cempedak dapat digoreng atau dibakar. Kulit cempedak dapat diolah menjadi santapan lezat dengan cara direndam dengan air garam beberapa saat dan kemudian digoreng. Olahan kulit cempedak goreng ini disebut sebagai Gamus.
Salah satu buah primadona di tanjung selor yaitu buah elai dijual bercampur dengan hasil panen yang lain di Pasar Dayak. Buah elai dijual mulai dari lima ribu rupiah per buah. Bentuk buah elai seperti durian tetapi dengan kulit berwarna kuning tua dan jingga. Ukuran buahnya tak sebesar durian. Kulit luarnya berduri seperti durian tetapi tidak tajam. Selain elai buah ini disebut juga sebagai buah tinggang, pekawai, atau durian kuning. Elai hanya dapat ditemukan di daerah Kalimantan dan awalnya merupakan buah hutan sebelum dibudidayakan.
Daging buah elai berwarna kuning atau jingga dan kenyal. Aromanya tidak setajam durian. Rasanya manis tetapi tidak semanis durian.
Buah binjai berbentuk seperti mangga atau alpukat. Daging buahnya berwarna putih dengan rasa manis bercampur masam mirip dengan yogurt. Daging buahnya tidak bertekstur seperti mangga melainkan lembut seperti alpukat. Buah binjai juga disebut sebagai beluno, bayuno, atau bunyu di beberapa tempat. Buah ini diyakini berasal dari Kalimantan
Buah lepiu biasanya direbus untuk dikonsumsi. Warna buahnya kuning pudar. Daging yang nikmat adalah daging yang sedikit berminyak ketika direbus. Rasa buah ini seperti umbi-umbian manis
Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai Barat menyebutnya Duku.
Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan.
Layaknya pohon-pohon yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung enggang dan satwa lainnya.